Top 6 26 apresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan yaitu 2023

Top 1: Jelaskan pendekatan dan metode apresiasi - Brainly.co.id

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 92
Ringkasan: Pelajari lebih lanjut. Pertanyaan baru di Seni Dalam melakukan apresiasi seni, berikut adalah bentuk pendekatan dan metode yang bisa. digunakan:Pendekatan deksriptif: metode apresiasi seni rupa yang dilakukan dengan menganalisa karya seni rupa berdasarkan wujud nyata yang bisa dilihat menggunakanm mata dan penilaiannya berdasarkan pada unsur-unsur seni rupa yang ada pada karya seni rupa tersebut.Pendekatan analitis: metode apresiasi seni rupa yang dilakukan dengan menilai teknik pengerjaan, pesa
Hasil pencarian yang cocok: 11 Apr 2019 · Pendekatan interdisiplin: metode apresiasi seni rupa yang dilakukan dengan menilai karya seni rupa menggunakan ilmu kebudayaan, ekonomi, ...Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:2611 Apr 2019 · Pendekatan interdisiplin: metode apresiasi seni rupa yang dilakukan dengan menilai karya seni rupa menggunakan ilmu kebudayaan, ekonomi, ...Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:26 ...

Top 2: APRESIASI SENI - SOLO PURNA COM

Pengarang: solo-purna.com - Peringkat 84
Ringkasan: KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI APRESIASI SENI Diposting pada tanggal 26 Oktober 2021 Pengertian Apresiasi SeniApresiasi berasal dari bahasa latin yaitu appretiatus yang berarti penilaian atau penghargaan.Jadi, mengapresiasi karya seni memiliki arti sebuah usaha untuk memahami dan melihat nilai-nilai estetik yang ada di dalam karya seni tersebut.Apresiasi seni juga dapat diartikan sebagai kesadaran dalam menilai suatu karya. seni dengan cara menghayatinya.Tujuan Apresiasi SeniTujuan
Hasil pencarian yang cocok: 26 Okt 2021 · Berikut adalah beberapa metode pendekatan yang bisa digunakan pada kegiatan apresiasi seni. Pendekatan Mimetik. Pendekatan pertama yang ada ...26 Okt 2021 · Berikut adalah beberapa metode pendekatan yang bisa digunakan pada kegiatan apresiasi seni. Pendekatan Mimetik. Pendekatan pertama yang ada ... ...

Top 3: KB1 Apresiasi Seni Rupa | PDF - Scribd

Pengarang: id.scribd.com - Peringkat 97
Ringkasan: KB1 Apresiasi Seni Rupa. Puaskan Keingintahuan Anda. Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?. Apakah konten ini tidak pantas? Diunggah olehIstan Fajar Aditya100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)138 tayangan9 halamanHak Cipta© Attribution Non-Commercial (BY-NC)Format TersediaPDF, TXT atau baca online dari ScribdBagikan dokumen IniApakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen. Ini100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)138 tayanga
Hasil pencarian yang cocok: Nilai 5,0 bintang (1) Pendekatan dan Metode Apresiasi. Apresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan sebagai berikut : 1. Pendekatan aplikatif Apresiasi ...Nilai 5,0 bintang (1) Pendekatan dan Metode Apresiasi. Apresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan sebagai berikut : 1. Pendekatan aplikatif Apresiasi ... ...

Top 4: sebut dan jelaskan pendekatan dalam mengapresiasi karya seni

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 95
Ringkasan: Pendekatan Deskriptif memaparkan karya seni apa adanya atau melakukan pendekatan dengan mengamati. seperti mengenai obyek gambar, komposisi warna, penggunaan warna, judul, tema, tahun pembuatan, orang yang membuat, ukuran karya juga waktu yang diperlukan untuk membuat karya.Pendekatan Analitik mengamati karya seni berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang baku dengan melalui pendekatan seperti teknik pengerjaan, melalui aspek tematik, penerapan asas kesenirupaan dan makna atau arti yang
Hasil pencarian yang cocok: 25 Feb 2017 · Pendekatan Penilaian merupakan pendekatan yang dilakukan dengan melalui proses pengukuran, baik secara objektif maupun subjektif. Pendekatan ...Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:2625 Feb 2017 · Pendekatan Penilaian merupakan pendekatan yang dilakukan dengan melalui proses pengukuran, baik secara objektif maupun subjektif. Pendekatan ...Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:26 ...

Top 5: Pendekatan Metode Apresiasi Seni Rupa - Elmomo..

Pengarang: ajengputripertami.blogspot.com - Peringkat 136
Ringkasan: Pendekatan dan Metode ApresiasiApresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan sebagai berikut :1. Pendekatan aplikatif            Apresiasi melalui pendekatan aplikatif ditumbuhkan dengan melakukan. kegiatan berkarya seni secara langsung, di studio, di kampus, di rumah atau di mana saja. Melalui praktek berkarya, apresiasi tumbuh dengan serta merta akibat dari pertimbangan dan penghayatan terhadap proses berkarya dalam
Hasil pencarian yang cocok: 25 Sep 2013 · Pendekatan dan Metode Apresiasi. Apresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan sebagai berikut : 1. Pendekatan aplikatif.Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:2625 Sep 2013 · Pendekatan dan Metode Apresiasi. Apresiasi seni dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan sebagai berikut : 1. Pendekatan aplikatif.Tidak ada: 26 | Harus menyertakan:26 ...

Top 6: MODUL V SENI BUDAYA KB1: PEMBELAJARAN APRESIASI SENI ...

Pengarang: slideshare.net - Peringkat 150
Ringkasan: 1. 3 Kegiatan Belajar (KB) PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA 1 A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi singkat Pada Modul 5 Kegiatan Balajar 1 ini Anda akan mempelajari secara khusus materi Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa. Isi modul ini membekali Anda untuk memahami konsep (pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur, dan objek Apresiasi Seni Rupa); Implementasi. apresiasi Seni Rupa; dan Evaluasi pembelajaran apresiasi Seni Rupa; dan Refleksi Hasil Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa. Keberhasilan dalam mempelajari KB 1 dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar yang Anda lakukan dapat membangkitkan motivasi belajar dan bermakna bagi peserta didik. Faktor pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri dalam mengapresiasi karya seni. Melalui proses pembelajaran apresiasi, peserta didik akan terlatih. memiliki sikap dan kebiasaan hirup untuk lebih toleran, empati, dan menghargai keragaman budaya bangsa. Dalam konteks pendidikan, peran seni dalam membentuk manusia yang berkepribadian utuh dan memiliki kepekaan rasa keindahan berada pada ranah estetik yang di dalamnya terkandung kemampuan mempersepsi secara inderawi nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalam kehidupan manusia dan lingkungannya. Secara ideal pendidikan seni bertujuan menggali, mengembangkan dan memfasilitasi perkembangan. berbagai potensi dasar, minat dan bakat seseorang dalam berkesenian dan beraktifitas dalam kehidupannya agar menjadi pribadi yang produktif dan kreatif 2. 4 2. Relevansi Dalam pelaksanaan pembelajaaran Seni Budaya, kompetensi apresiasi dan kreasi dirancang secara terpisah. Hal ini dilakukan agar pencapaian kompetensi lebih baik dan dapat. diukur. Kompetensi apresiasi berkaitan dengan kemampuan merasakan fenomena keindahan dan seni, menikmati, menghayati, dan menghargai nilai-nilainya, baik dari segi bentuk maupun isi (pesan seni). Tujuannya agar peseta didik menyadari kontribusi seniman dan peran seni di tengah masyarakat, sehingga berempati dan hormat pada profesi seniman dan dunia kesenian. Seperti telah disinggung sebelumnya, apresiasi seni memiliki tiga domain, yakni perasaan (feeling), penilaian (valuing) dan empati. (emphatizing). Ketiga kemampuan mental ini dapat bekerja dengan baik apabila kemampuan sensoris mampu berelasi dengan kemampuan perseptual dan perasaan. Secara psikologis pengalaman pengindraan karya seni itu berurutan dari sensasi, emosi, impresi, interpretasi, apresiasi, dan evaluasi. Aktivitas ini berlangsung ketika seseorang mengaktifkan fungsi inderawi untuk merespon karya seni, biasanya sensasi tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, misalnya melakukan komparasi, analogi,. diferensiasi, dan sintesis. Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya. Tingkat apresiasi seni akan berkembang lewat kegiatan mengamati karya seni, membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, dan menuliskan pengalaman mengamati karya seni dalam bentuk esei ataupun melalui bentuk tanggapan tertulis lainnya. Bahkan apresiasi dapat dikembangkan jika dilakukan bersamaan. dengan pengalaman praktik berkesenian. Hal ini secara tak langsung akan mempertajam rasa empati terhadap proses berkesenian sehingga penghayatan saat menikmati praktik berkesenian lebih kuat, hal ini akan mempengaruhi hasil kreasi peserta didik menjadi lebih baik dan bermakna 3. 5 3. Petunjuk Belajar Modul ini merupakan modul kelima dari. enam modul Pembelajaran Seni Budaya yang perlu Anda pelajari dalam rangka memenuhi persyaratan akademik pada Program Pendidikan Profesi Guru. Modul ini terdiri dari 4 Kegiatan Belajar yang perlu Anda pelajari selama 1 semester (16 kali tatap muka). Setiap kegiatan belajar memiliki waktu tatap muka yang berbeda. Modul ini memiliki dasar pendekatan belajar aktif oleh karenanya Anda diharapkan bersikap pro aktif dalam memahami dan menyelesaikan keseluruhan tugas yang diberikan. Sebagian besar. kegiatan belajar dalam modul ini akan menerapkan pembelajaran aktif melalui pengalaman dan berbasis masalah agar Anda sebagai guru dapat merasakan kebermaknaan pembelajaran ini sesuai dengan tugas Anda di sekolah. 4. Peta Kompetensi Pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari dalam Kegiatan Belajar 1 selanjutnya akan dipaparkan dalam bagan peta konsep di bawah ini Apresiasi Seni Rupa secara utuh mencakup pembahasan tentang Konsep Apresiasi Seni Rupa dan Penerapan Apresiasi Seni Rupa. Gambar 1.. Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa Pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur, dan objek Apresiasi Seni Rupa Implementasi Apresiasi Seni Rupa Evaluasi Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa Refleksi hasil Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa Apresiasi Seni Rupa : Konsep dan Penerapannya . 4. 6 B. INTI 1. Capaian Pembelajaran Menguasai konsep tentang. Apresiasi Seni dan pembelajarannya. 2. Pokok-pokok Materi a. Pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur, dan objek Apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Teater. b. Implementasi apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Teater. c. Evaluasi pembelajaran apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Teater. d. Refleksi hasil pembelajaran apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Teater. 3. Uraian Materi Sebagaimana telah dijelaskan di atas, materi Modul 5 terdiri dari empat. Kegiatan Belajar (KB) yang mendukung pemahaman Anda terhadap materi Apresiasi Seni dan Pembelajarannya mulai dari segi konseptual, implementasi, evaluasi dan refleksi dari proses pembelajaran. Berikut ini uraian materi Kegiatan Belajar 1 yang berjudul Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa. A. Konsep Apresiasi Seni Rupa Pembahasan konsep apresiasi seni meliputi pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur dan objek apresiasi, berikut uraian materinya: 1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa Apresiasi. (appreciation) yang artinya penghargaan dan pengertian, dan disebut dengan pengamatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata apresiasi digolongkan menjadi tiga, yaitu; pertama, kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; kedua, penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu; dan ketiga, kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah. Menurut Soedarso (1990) bahwa apresiasi seni merupakan suatu proses sadar yang dilakukan seseorang dalam. menghadapi, menikmati, memahami . 5. 7 serta memberikan penilaian terhadap karya seni. Menurut Sahman (1993) tujuan utama mengapresiasi seni adalah menjadikan masyarakat untuk dapat menerima seni secara semestinya, yang disebut “melek seni”, sehingga karya-karya seni yang telah diciptakan oleh para seniman menjadi bermakna, bernilai dan. tidak sia- sia. Menurut Brent G. Wilson (1972) komponen Apresiasi Seni terdiri atas tiga: 1) Perasaan (feeling): pengalaman merasakan melalui sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman); 2) Empati (emphatizing): melibatkan emosi dan impresi/kesan perasaan saat mengamati dan menikmati karya seni, 3) Penilaian (evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi, diferensiasi dan. sintesa (menyimpulkan). Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya. Tingkat apresiasi seni berkembang lewat kegiatan membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, serta menuliskan pengalaman mengamati karya seni. 2. Tujuan Apresiasi Seni Tujuan pembelajaran Apresiasi Seni diajarkan di sekolah agar peserta didik: a. Memahami estetika untuk meningkatkan sensitivitas. agar mampu menghayati keindahan serta harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun sosial kemasyarakatan, sehingga seseorang mampu menikmati dan mensyukuri hidup, dan dapat memiliki ikatan kebersamaan yang harmonis. b. Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan apresiasi seni. c. Menghargai kekhasan lokal karya seni rupa dan keterampilan atau kriya. d. Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis tentang karya seni 6.. 8 Untuk mencapai kompetensi ini pendidik seni wajib mengenal dengan baik karya seni rupa dan perupa di lingkungannya, sehingga mampu mendeskripsi, menganalisis, menafsirkan, dan mengutarakan nilai-nilai karya seni rupa sebagai objek apresiasi. 3. Pendekatan Apresiasi Seni Pembelajaran Apresiasi dilakukan dengan pendekatan Learning about Art: pembelajaran apresiasi. seni diajarkan untuk melatih kemampuan merasakan fenomena seni dan estetik peserta didik. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik pada awalnya dihadapkan langsung dengan karya seni rupa murni, desain, dan kria. Para pendidik seni perlu memfasilitasi proses pembelajaran dengan menyediakan karya seni rupa murni (lukisan, grafis, patung), karya desain (poster, cover buku, desain tekstil), atau karya-karya seni kriya (ukiran, relief, hiasan) untuk dipajang di depan kelas, sebagai bahan diskusi.. Melalui metode brainstroming secara bergantian peserta didik diminta memberikan tanggapan dan perasaannya terhadap karya yang dijadikan sebagai objek apresiasi. Untuk memperkaya pengalaman estetik maka aktivitas apresiasi dapat dielaborasi dengan pengalaman merasakan langsung praktik berkarya seni. Dengan aktivitas itu maka sense of beauty peserta didik akan berkembang, sehingga mereka dapat menganalisis dan menilai mana karya seni yang kurang baik, baik, dan yang terbaik. Proses pembelajaran. apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan seperti dikemukakan oleh (Sahman, 1993: 153; Soedarso, 1990: 83- 84) yaitu sebagai berikut: a. Pendekatan aplikatif: Pendekatan ini dilakukan melalui proses penciptaan seni secara langsung. Hal ini sejalan dengan doktrin Dewey “learning by doing” b. Pendekatan Historis: Ditempuh melalui pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang masing-masing memiliki problema sendiri, dibicarakan dan dibahas. secara urut 7. 9 c. Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu. 4. Prosedur Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas mengapresiasi karya Seni Rupa dapat diawali dengan pengalaman. 1) Mengamati (Observing): pengalaman merespon karya seni dengan mengaktifkan fungsi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman) untuk mengenali unsur-unsur visual pada karya, seperti: garis, warna, bentuk, tekstur, proporsi, dan komposisi karya; mengenali karakteristik jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam berkarya. 2) Merasakan (Feeling): mengaktifkan pengalaman merasakan keindahan melalui sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman). Sikap merasakan dan. mengagumi karya seni atau peristiwa seni melalui perasaan. Pengalaman merasakan keindahan ini akan mengembangkan sense of beauty dalam diri seseorang. 3) Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati karya seni dengan penuh perasaan, maka rasa empati akan muncul. Saat itulah proses penghayatan bekerja, secara psikologis pengalaman pengamatan terhadap karya seni atau kegiatan seni akan memunculkan sensasi, emosi, dan impresi sehingga muncul rasa senang, rasa nyaman dan kepuasan spiritual lainnya 4). Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan). Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap karya seni sekilas tampak mudah, tetapi sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan dasar atau alasan dalam memberikan penilaian tersebut.. Untuk dapat melakukan penilaian yang baik kita perlu mengenal intensi seniman, menafsirkan atau membaca lambang, simbol, metafora yang terkandung dalam . 8. 10 karya. Sikap apresiatif atau menghargai akan dimiliki seseorang ketika kompetensinya telah mencapai sikap empati terhadap dunia kesenian. Proses apresiasi dapat ditingkatkan. kualitasnya melalui pengalaman berkarya yang bersifat eksploratif. 5) Menghargai (Appreciation): Penghargaan terhadap karya seni akan tampak pada seseorang didalam menyikapi karya seni tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan perhatian terhadap karya seni, bagaimana apresiator memelihara dan menempatkan karya yang dikoleksinya. Atau tampak pada saat apresiator menyaksikan pertunjukan taran, pergelaran musik atau menonton pertunjukan teater, dimana penonton tahu tata krama, termasuk. kapan waktu yang tepat memberikan tepuk tangan ketika mereka kagum dan ingin memberikan penghargaan terhadap penampilan karyaseni tersbeut.Selain itu penghargaan terhadap kahrya seni, ditunjunkan melalui pemahaman terhadap hak cipta dimana karya seni memiliki hak cipta sebagai kekayaan intelektual. Yakni setiap karya seni yang orsinal adalah dimiliki hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, atau memberikan izin untuk itu. 5. Objek Apresiasi. Seni Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa sebagai berikut: a. Karya Seni Murni: penciptaan karya seni yang ditujukan untuk memenuhi fungsi ekspresi sebagai sarana mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak berfungsi sebagai benda pakai dan benda hiasan, seperti: seni lukis, seni patung, seni grafis, b. Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan untuk fungsi pakai, fungsi komunikasi dan fungsi hias, terutama untuk memenuhi keperluan sehari-hari. c. Karya Seni Media Baru: sebuah. istilah yang merujuk kepada karya seni yang dibuat menggunakan teknologi media baru. Seni media visual hadir merespon perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Sikap apresiatif penting bagi setiap orang, karena dengan memiliki kemampuan apesiatif seseorang dapat merasakan nilai estetik pada karya seni, . 9. 11 seseorang akan merasa . terhibur, puas dan senang dapat menghargai karya orang lain dengan sungguh-sungguh. Metode apresiasi seni perlu direncanakan yaitu dengan mencermati informasi pengetahuan seni, kunjungan ke ruang pameran, ke museum, ke studio atau ke sanggar seni. Demikian pula menonton pertunjukann akan memberikan pengalaman estetik yang berguna dan bermakna. Untuk memudahkan Anda memahami cara mengimplentasikan pembelajaran apresiasi di kelas, maka pada pembahasan materi berikutnya akan diberikan contonya. khususnya pada pembahasan materi pelajaran apresiasi seni rupa tentang kriya tekstil dan desain poster. B. Implementasi Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa Apresiasi dalam pembelajaran seni rupa merupakan proses yang berkaitan dengan penikmatan terhadap suatu karya seni. Aktivitas atau proses kegiatan apresiasi dilakukan oleh penikmat atau apresiator. Untuk dapat memperoleh pengetahuan dalam kegiatan berapresiasi pada karya seni rupa ada beberapa proses yaitu mengamati (observing), merasakan. (feeling), memahami (emphaty), menikmati (enjoying), dan menilai (valuing). Sebagaimana telah dibahas pada KB 4 Modul 1 tentang pembelajaran pengetahuan seni rupa, dicontohkan cara menyajikan pembelajaran pengetahuan seni rupa menggunakan pendekatan Active Learning dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode diskusi kelas melalui aktivitas brainstorming dan main mapping untuk memperoleh ide-ide pokok pembelajaran yang segar, menarik dan kontekstual untuk dikembangkan dalam. pembelajaran apresiasi dan kreasi seni rupa. Topik atau tema yang dipilih untuk diajarkan di kelas adalah “Perancangan Karya Seni dengan Inspirasi Ragam Hias Indonesia” dengan sub topik/tema “Burung Enggang atau Rangkong” yang merupakan hewan endemik Kalimantan yang hampir punah. Pembelajaran apresiasi selanjutnya akan diajarkan dengan mengaktifkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan mengembangkan konten pembelajaran seni rupa yang memadukan penguasan teknologi, pedagogi, . 10. 12 penguasaan materi, metode pengajarannya dalam memecahkan masalah di kelas. Berikut ini dijelaskan contoh prosedur pembelajarannya. 1. Praktek Apresiasi Karya Seni Rupa Pada Karya Kriya Tekstil dengan Teknik Lukis Pada Media Kaos Untuk lebih memahami praktek pembelajaran apresiasi seni dalam bidang seni rupa, sebaiknya Anda menelaah lebih. lanjut contoh dan langkah-langkah praktek pembelajaran apresiasi seni rupa pada bidang kriya tekstil berikut ini. a. Mengamati (Observing) Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didik untuk melihat dan mencermati aspek-aspek apa saja yang harus diamati pada karya tekstil tersebut. Kemudian guru memfokuskan perhatian peserta didik dalam aktivitas diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1. Jenis karya kriya apa yang ada dihadapan kalian dan jelaskan alasan kalian? 2.. Unsur-unsur rupa apa saja yang terdapat pada karya seni rupa tersebut? 3. Bagaimana karakter unsur garis, bentuk, warna dan tekstur pada unsur-unsur rupa dua dimensi tersebut? 4. Apa jenis motif ragam hias yang terdapat pada karya seni rupa tersebut, lalu jelaskan alasannya? 5. Apa saja objek yang terlihat di karya tersebut? 6. Apa jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam membuat karya tersebut? . 11.. 13 Melalui aktivitas diskusi kelas setiap peserta didik dimotivasi untuk berani mengutarakan hasil pengamatannya. Jika informasi yang disampaikan belum lengkap, minta peserta didik yang lain ikut menambahkan informasinya. b. Merasakan (Feeling) Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannya lalu ajak peserta didik untuk mengamati karya kriya tersebut. dengan menggunakan perasaannya bukan sekedar melihat saja. Untuk membangkitkan perasaan tertentu pada diri peserta didik, guru dapat meminta peserta didik untuk mendengarkan cerita tentang Burung Enggang atau Rangkong yang hampir punah. Guru bisa juga menampilkan video pembelajaran tentang Burung Enggang yang hampir punah yang diunduh dari internet. Media pembelajaran ini sangat efektif untuk menstimulus beragam fungsi inderawi bukan hanya penglihatan saja. Lalu mintalah peserta didik. berimajinasi seolah berada dihutan Kalimantan dan melihat langsung keindahan alam disana yang merupakan habitat burung Enggang. Selanjutnya guru membantu memfokuskan perhatian peserta didik dengan melontarkan pertanyaan berikut ini ? 1. Setelah menyaksikan video pembelajaran tentang Burung Enggang, bagaimana perasaan Anda jika berada di hutan Kalimantan dan berkesempatan bisa melihat langsung burung endemik yang hampir punah tersebut ? 2. Menurut Anda apa yang membuat burung Enggang atau. Rangkong itu istimewa dan pantas dilindungi oleh masyarakat Indonesia dan dunia ? 3. Coba gambarkan dengan bahasa perasaan Anda bagaimana wujud dan tampilan fisik dari burung Enggang mulai dari proporsi tubuhnya, wana bulu-bulunya, kebiasannya, dan hal-hal lain yang spesifik? Gunakan bahasa yang lebih ekspresif untuk menjelaskannya. Beberapa pertanyaan semacam ini dapat menggugah peserta didik untuk berbagi cerita tentang perasaannya tanpa takut salah bicara. Anda dapat mengembangkan pertanyaan. yang sejenis. Untuk memotivasi belajar mereka, guru bisa merekam momen peserta didik mengutarakan pendapatnya melalui video 12. 14 c. Menghayati (Emphaty) Proses menghayati dalam apresiasi sama sulitnya dengan mengutarakan pendapat tentang perasaan terkait burung Enggang. Perlu dikembangkan metode yang lebih atraktif selain brainstorming. agar peserta didik tidak malu dan lebih berani dalam mengutarakan perasaanya. Guru harus mampu menemukan bagian yang paling mengharukan dari kisah burung Enggang untuk menyentuh perasaan dan emosi peserta didik. Melalui pengalaman ini diperoleh penghayatan perasaan yang paling berkesan untuk membangkitkan empati terhadap keindahan sosok burung Enggang dan jasa-jasanya terhadap pelestarian hutan. Untuk membantu proses penghayatan guru dapat membangkitkan penghayatan melalui pertanyaan berikut: 1.. Setelah Anda menyaksikan tayangan video di atas, jelaskan dengan bahasa perasaan tentang keindahan sosok burung Enggang:  Bagaimana bentuk kepala, ukuran tubuh, bentuk dan warna ekor serta warna-warna bulunya?  Bagaimana kesan perasaan atau impresimu ketika berhadapan langsung dengan burung Enggang yang berukuran tinggi rata-rata 100 cm lebih?  Bayangkan jika burung Enggang terbang melayang di atas hutan Kalimantan yang demikian luasnya?  Sebut dan tuliskan 5 kata yang tepat untuk dapat. menggambarkan sosok burung Enggang? 2. Berikan pendapat kalian apakah motif ragam hias burung Enggang ini cocok diaplikasikan ke kaos atau T-shirt dengan teknik lukis? Tahap penghayatan memang tidak mudah dilakukan karena peserta didik harus menggunakan perasaannya dalam merespon stimulus yang diberikan yaitu ragam hias Burung Enggang/Rangkong. Penghayatan akan lebih mudah dilakukan apabila peserta didik bertempat tinggal di Pulau Kalimantan. Untuk itu guru ditantang lebih kreatif memancing. pertanyaan dan memilih metode yang membuat peserta didik lebih peka mengenali perasaannya dan berpikir kritis. Penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran apresiasi seni 13. 15 d. Menilai (Evaluing) Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas tampak mudah dilakukan. namun sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan dasar atau alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat melakukan penilaian yang baik kita perlu mengenal intensi seseorang membuat karya tersebut, lalu mengulas apakah keputusan untuk menampilkan objek Burung Enggang di atas kaos dengan teknik lukis sudah tepat. Kemudian dicermati lagi dan dinilai secara objektif kekuatan dan kelemahan produk kriya yang dihasilkan supaya bisa dicatat rekomendasi perbaikannya dari ditinjau dari. aspek tema, struktur visual (unsur- unsur rupa dan prinsip seni), media (bahan dan alat) serta teknik pembuatan karya kriya tersebut. e. Menghargai (Apreciation) Menghargai adalah tahap terakhir yang penting diperhatikan untuk mengetahui apakah proses apresiasi sudah berjalan dengan benar sesuai prosedur. Penghargaan terhadap karya kriya ini akan tampak pada saat peserta didik menyikapi karya kaos tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan perhatian terhadap karya kaos tersebut,. bagaimana apresiator menghargai nilai pesan pelestarian lingkungan dibalik karya kaos tersebut, di samping kualitas nilai ekonomis dari karya kaos tersebut. memelihara dan merawat karya kaos tersebut dan secara aktif bergabung atau turut aktif mendukung acara-acara pelestarian alam melalui upaya berkarya seni dan kriya yang mengangkat tema pelestarian alam dan budaya Indonesia. Setelah memahami metode implementasi pembelajaran apresiasi karya seni rupa pada karya tekstil, berikut akan di uraikan. implementasi pembelajaran apresiasi karya seni rupa pada karya desain grafis yaitu karya desain poster. 2. Apresiasi Karya Seni Rupa pada Karya Desain Poster Seperti penjelasan dan praktek pembelajaran pada bagian 1 di atas, agar Anda lebih memahami praktek pembelajaran apresiasi maka berikut ini adalah . 14. 16 langkah-langkah dan contoh . praktek pembelajaran apresiasi pada karya desain poster. a. Mengamati (Observing) Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didik untuk melihat dan mencermati aspek-aspek yang harus diamati pada karya desain tersebut. Kemudian guru memfokuskan perhatian peserta didik dalam aktivitas diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1. Jenis karya seni rupa apa yang ada dihadapan kalian dan jelaskan alasan kalian? 2. Unsur-unsur rupa apa saja yang terdapat pada karya seni rupa. tersebut? 3. Bagaimana karakter unsur garis, bentuk, warna dan tekstur pada unsur-unsur rupa dua dimensi tersebut? 4. Apa jenis desain yang terdapat pada karya seni rupa tersebut, lalu jelaskan alasannya? 5. Apa saja objek yang terlihat di karya tersebut? 6. Jelaskan prinsip-prinsip seni rupa yang diterapkan dalam desain tersebut? 7. Jelaskan jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam membuat karya tersebut? . 15.. 17 Melalui aktivitas diskusi kelas setiap peserta didik dimotivasi untuk berani mengutarakan hasil pengamatannya. Jika informasi yang disampaikan belum lengkap, minta peserta didik yang lain ikut menambahkan informasinya. b. Merasakan (Feeling) Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannya lalu ajak peserta didik untuk mengamati karya desain tersebut. dengan menggunakan perasaannya bukan hanya sekedar melihat saja. Untuk membangkitkan perasaan tertentu pada diri peserta didik, guru dapat meminta peserta didik untuk mendengarkan cerita tentang Burung Enggang atau Rangkong yang hampir punah. Guru bisa juga menampilkan video pembelajaran tentang Burung Enggang yang hampir punah yang diunduh dari internet dan teknik merancang karya desain dengan menggunakan objek burung Enggang agar pesan yang terkandung bisa diterima. Media pembelajaran ini. sangat efektif untuk menstimulus beragam fungsi inderawi bukan hanya penglihatan saja. Lalu mintalah peserta didik berimajinasi seolah berada dihutan Kalimantan dan melihat langsung keindahan alam disana yang merupakan habitat burung Enggang. Selanjutnya guru membantu memfokuskan perhatian peserta didik dengan melontarkan pertanyaan berikut ini: 1. Setelah menyaksikan video pembelajaran tentang Burung Enggang, bagaimana perasaan Anda jika berada di hutan Kalimantan dan berkesempatan bisa melihat. langsung burung endemik yang hampir punah tersebut? 2. Menurut Anda apa yang membuat burung Enggang atau Rangkong itu istimewa dan pantas dilindungi oleh masyarakat Indonesia dan dunia? 3. Coba gambarkan dengan bahasa perasaan Anda, bagaimana wujud dan tampilan fisik dari burung Enggang mulai dari proporsi tubuhnya, wana bulu- bulunya, kebiasannya, dan hal-hal lain yang spesifik? Gunakan bahasa yang lebih ekspresif untuk menjelaskannya. 4. Coba jelaskan teknik pembuatan Beberapa pertanyaan. semacam ini dapat menggugah peserta didik untuk berbagi cerita tentang perasaannya tanpa takut salah bicara. Anda dapat . 16. 18 mengembangkan pertanyaan yang sejenis. Untuk memotivasi belajar mereka, guru bisa merekam momen peserta didik mengutarakan pendapatnya melalui video. c. Menghayati (Emphaty) Proses menghayati dalam apresiasi sama. sulitnya dengan mengutarakan pendapat tentang perasaan terkait burung Enggang. Perlu dikembangkan metode yang lebih atraktif selain brainstorming agar peserta didik tidak malu dan lebih berani dalam mengutarakan perasaanya. Guru harus mampu menemukan bagian yang paling mengharukan dari kisah burung Enggang untuk menyentuh perasaan dan emosi peserta didik. Sehingga diperoleh penghayatan perasaan yang paling berkesan untuk membangkitkan empati terhadap keindahan sosok burung Enggang dan. jasa-jasanya terhadap pelestarian hutan. Untuk membantu proses penghayatan guru dapat membangkitkan penghayatan melalui pertanyaan berikut: 1. Setelah Anda menyaksikan tayangan video di atas, jelaskan dengan bahasa perasaan tentang keindahan sosok burung Enggang? 2. Pesan apa yang ingin disampaikan pada karya tersebut? 3. Bagaimana bentuk kepala, ukuran tubuh, bentuk dan warna ekor serta warna- warna bulunya? 4. Bagaimana kesan perasaan atau impresimu ketika berhadapan langsung dengan burung. Enggang yang berukuran tinggi rata-rata 100 cm lebih? 5. Bayangkan jika burung Enggang terbang melayang di atas hutan Kalimantan yang demikian luasnya? 6. Sebut dan tuliskan 5 kata yang tepat untuk dapat menggambarkan sosok burung Enggang? 7. Berikan pendapat kalian apakah bentuk burung Enggang ini cocok diaplikasikan untuk desain poster? 8. Berikan pendapat kalian apakah bentuk burung Enggang ini mudah dipalikasikan pada teknik membuat desain poster? Tahap penghayatan memang tidak mudah. dilakukan karena peserta didik harus menggunakan perasaannya dalam merespon stimulus yang diberikan yaitu bentuk Burung Enggang/Rangkong. Penghayatan akan lebih mudah dilakukan . 17. 19 apabila peserta didik bertempat tinggal di Pulau Kalimantan. Untuk itu guru ditantang lebih kreatif memancing pertanyaan dan memilih metode yang membuat. peserta didik lebih peka mengenali perasaannya dan berpikir kritis. Penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran apresiasi seni. d. Menilai (Evaluing) Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas tampak mudah dilakukan namun sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan dasar atau alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat melakukan penilaian yang baik kita perlu mengenal intensi seseorang membuat karya. tersebut, lalu mengulas apakah keputusan untuk menampilkan objek Burung Enggang untuk dijadikan desain poster sudah tepat atau belum. Kemudian dicermati lagi dan dinilai secara objektif kekuatan dan kelemahan produk desain yang dihasilkan supaya bisa dicatat rekomendasi perbaikannya dari ditinjau dari aspek tema, struktur visual (unsur-unsur rupa dan prinsip seni), media (bahan dan alat) serta teknik pembuatan karya desain tersebut. e. Menghargai (Apreciation) Menghargai adalah tahap terakhir. yang penting diperhatikan untuk mengetahui apakah proses apresiasi sudah berjalan dengan benar sesuai prosedur. Penghargaan terhadap karya desain ini akan tampak pada saat peserta didik menyikapi karya desain tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan perhatian terhadap karya desain tersebut, bagaimana apresiator menghargai nilai pesan pelestarian lingkungan dibalik karya desain tersebut, di samping kualitas nilai ekonomis dari karya desain tersebut. Memelihara dan merawat karya. desain tersebut dan secara aktif bergabung atau turut aktif mendukung acara-acara pelestarian alam melalui upaya berkarya seni dan desain yang mengangkat tema pelestarian alam dan budaya Indonesia 18. 20 C. Evaluasi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa Mengeveluasi hasil apresiasi karya seni rupa diperlukan kemampuan dan pengalaman estetis. dalam menilai karya. Sehingga pada saat menilai sebuah karya tahapan-tahapan desain dalam proses mengapresiasi karya seni rupa desain khususnya poster, sehingga pada saat melakukan kegiatan apresiasi dapat dilakukan dengan mudah. Misalnya pada saat menginterpretasi unsur rupa dan prinsip desain yang terdapat dalam objek dan penggunaan alat dan bahan pada karya tersebut serta penjiwaan terhadap karya yang sedang diamati. Kemampuan tersebut harus dimiliki agar pada saat menginterpretasikan karya. menganalisisnya lebih tajam dan sesuai dalam mendeskripsikan karya yang sedang dinilai dan diamati. 1. Konsep Umum Evaluasi dalam Pembelajaran a. Hakikat Evaluasi dalam Pembelajaran Evaluasi menurut Davies merupakan proses sederhana untuk memberikan/ menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek dan masih banyak yang lain (Davies, 1981:3). Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation” dalam buku Essentials of Education karangan. Edwind Wand dan Gerald W Brown dikatakan bahwa : Evaluation refer to the act or proses to determining the value of something the value of something (Wand & Brown, 19:1). Jadi menurut Wand & Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar setelah ia mengalami proses belajar selama satu. periode tertentu (Mulyana, dkk, 2004:2). Pekerjaan evaluasi tidak terlepas dari kegiatan mengukur dan menilai, mengukur artinya membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran (bersifat kuantitatif), sedangkan menilai artinya mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif). Dengan demikian evaluasi . 19. 21 adalah. mengambil keputusan melalui proses membandingkan dengan suatu alat ukur yang tepat (Suharsimi, 1992:3). b. Fungsi Evaluasi dalam Pembelajaran Evaluasi dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan. 2) Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan materi baru atau tetap mengulang materi yang lampau. 3) Untuk mengetahui. atau menentukan kedudukan peserta didik, apakah peserta didik tersebut dapat dinaikan ke jenjang yang lebih tinggi harus atau harus mengulang dalam kelas yang sama. 4) Untuk membandingkan apakah resitasi yang dicapai oleh anak telah sesuai dengan kapasitasnya atau belum. 5) Untuk menafsirkan apakah peserta didik telah cukup matang untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 6) Untuk mengadakan seleksi, baik untuk menduduki jabatan tertentu atau. jenis pendidikan tertentu sesuai dengan kemampuannya. 7) Untuk mengetahui taraf efesiensi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah a) berfungsi diagnostik, b) berfungsi penempatan, c) berfungsi selektif dan d) mengukur keberhasilan. c. Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar Prinsip-prinsip berikut tentang tes hasil belajar menyajikan dasar untuk menyusun dan menggunakan tes di kelas sebagai upaya yang positif dalam. proses pembelajaran. Prinsip tersebut adalah : a) Tes Hasil Belajar hendaknya dapat mengukur berbagai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran . 20. 22 b) Tes Hasil Belajar hendaknya mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan materi-materi yang tercakup dalam pengajaran, c) Tes Hasil Belajar hendaknya mencakup. jenis-jenis pertanyaan yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan. Jenis pertanyaan terbagi menjadi 2 jenis yaitu : (1) Memberikan Jawaban (peserta didik memberikan jawaban) seperti esai – jawaban yang bebas dan luas, esai – jawaban terbatas, jawaban singkat – kata atau kalmat pendek, menyempurnakan – mengisi bagian yang dikosongkan. (2) Memilih Jawaban (peserta didik memilih jawaban) seperti menjodohkan (benar-salah), menjodohkan dan pilihan ganda. d) Tes Hasil Belajar. hendaknya direncanakan agar hasilnya sesuai dengan hasil yang akan digunakan secara khusus. Tes ini dapat diapakai mengukur (1) tingkah laku peserta didik pada permulaan pelajaran (tes penentuan), (2) kemajuan belajar yang dicapai selama belajar (tes formatif), (3) sebab-sebab kesukaran belajar selama pengajaran (tes diagnostik), (4) hasil belajar secara menyeluruh sesudah pengajarn selesai (tes sumatif). e).Tes Hasil Belajar hendaknya dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan. kemudian harus ditafsirkan dengan hati-hati. f) Tes Hasil Belajar hendaknya dipakai untuk memperbaiki hasil belajar. d. Teknik Evaluasi dalam Pembelajaran Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian statu. kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Puskur, 2006) . 21. 23 2.. Evaluasi Dalam Perspektif Pembelajaran Seni Rupa Memahami aktivitas evaluasi dalam perspektif pembelajaran seni khususnya seni rupa memang bukan perkara yang mudah. Karena aspek yang terkandung didalam penilaian sangat kompleks. Pemahaman tentang hal tersebut dapat dimulai dari pengenalan dan pemahaman yang benar akan fungsi atau peran pendidikan seni dalam berbagai dimensi kehidupan. Selanjutnya kita perlu mengkaji lebih mendalam tentang kemampuan-kemampuan yang akan dinilai. sehubungan dengan aktivitas berkarya seni dalam konteks kependidikan yang memiliki karakteristik khusus yang agak berbeda dari proses kreatif seorang seniman. Prosedur pelaksanaan penilaian dalam hal ini menjadi bagian yang penting untuk diperhatikan karena harus tetap mengacu pada perangkat rencana pembelajaran guru di kelas seperti Silabus dan RPP. Semua ini perlu diperhatikan agar instrumen penilaiannya dapat dirancang sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. a. Fungsi Penilaian. dalam Pembelajaran Seni Masalah evaluasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran Seni selalu menjadi topik yang menarik diperbincangkan. Berbagai perdebatan tentang pentingnya evaluasi salah satunya disebabkan oleh karena keragaman pandangan yang menjadi titik tolaknya. Permasalahan evaluasi dalam perspektif pendidikan seni akan berkenaan dengan berbagai dimensi yang kompleks sehingga tidak sesederhana seperti yang dibayangkan orang. Istilah evaluasi atau penilaian sering disamakan dengan. pengukuran. Sesungguhnya dalam beberapa hal tidaklah sama. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Suharsimi (1992:3) diawal pembahasan bahwa proses pengukuran berhubungan dengan hal membandingkan menggunakan suatu ukuran dan bersifat kuantitatif. Secara sederhana dapat dipahami bahwa pengukuran akan memberi jawaban terhadap pertanyaan seperti “seberapa jauh”, “seberapa banyak”, “seberapa luas” dan sebagainya. Sedangkan penilaian berhubungan dengan tindakan mengambil . 22.. 24 keputusan terhadap sesuatu atas dasar aspek kualitas seperti misalnya, “baik” atau “ buruk”, “kompeten” atau “tidak kompeten” yang bersifat kualitatif. Sehubungan dengan kompleksnya perspektif evaluasi dalam pendidikan seni, Amri (2001:2-3) menyatakan bahwa penilaian dalam pendidikan seni merupakan pengukuran perilaku individu (peserta didik) dalam kaitannya. dengan proses pembelajaran seni dan karya seni. Perilaku yang diukur bisa saja berhubungan dengan pengetahuan tentang seni, keterampilan berkarya seni (kemampuan kreatif-produktif), dan sikap/kemampuan apresiasi terhadap karya seni. Dalam hal ini ukuran perilaku yang dijadikan acuan/kriteria penilaian menjadi penting. Oleh karena itu prinsip-prinsip umum dalam penilaian harus tetap diperhatikan. Pemahaman yang tepat dan jelas terhadap ukuran-ukuran atau kriteria yang digunakan dalam penilaian. penting diperhatikan agar penilaian tidak bersifat subyektif atas dasar suka atau tidak suka. Relevansi antara pendidikan seni dengan kajian seni menjadi nyata dalam konteks kehidupan kesenian yang didukung oleh tiga pilar utama, yakni pilar penciptaan, pilar kajian kritik, dan pilar penerimaan masyarakat (Edward dalam Amri, 1981:3). Hal inilah yang menjadikan penilaian dalam konteks pendidikan seni tidak dapat dinilai dari satu dimensi saja atau secara terpisah namun membutuhkan penilaian yang. integratif. b. Dimensi Kompetensi dalam Pembelajaran Seni Rupa Ilustrasi peran pendidikan Seni yang dipaparkan di atas membuktikan bahwa peran dari pendidikan Seni demikian luas spektrumnya. Secara khusus sebenarnya tujuan pendidikan Seni yang paling penting adalah mengembangkan: 1) Kompetensi perseptual, yakni respon persepsi inderawi terhadap unsur rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya serta keterampilan kerajinan, 2) Kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang terminologi, fakta,. trends dan tata urutan/ kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, metodologi dan kriteria 23. 25 3) Kompetensi apresiasi, meliputi :  Kemampuan pengamatan: kemampuan mengobservasi dan mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan.  Kemampuan berempati/penghayatan: kemampuan merasakan/. menghayati dalam merespons stimulus dengan sensitivitas persepsi dan perasaan yang mendalam.  Kemampuan penikmatan: kemampuan penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni yang memberikan kesenangan dan kepuasan batin. 4) Kompetensi kreasi yang meliputi :  Kreativitas: kemampuan mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni.  Keterampilan: kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan. penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Keempat kompetensi ini diharapkan secara harmonis dimiliki oleh peserta didik. Dalam konteks inilah fungsi kemampuan dan pengalaman mengevaluasi menjadi penting. Keempat kompetensi ini menjadi titik pijakan yang relevan bagi aktivitas evaluasi atau penilaian dalam pendidikan seni. Pelaksanaan penilaian dalam konteks pendidikan seni dapat mempertimbangkan aspek-aspek yang terkandung di dalam keempat kompetensi. tersebut sebagai variabel penilaiannya. Mencermati rumusan Kompetensi Inti untuk keahlian Seni Rupa hanya terdiri dari 2 kompetensi yakni: (1) mengapresiasi karya seni dan (2) mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Dalam hal ini kompetensi pengetahuan dan perseptual lebur dalam kompetensi apresiasi. Hal ini dapat dipahami jika merujuk pada pengertian dalam kamus kata “apresiasi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu appreciation yang berarti (a) proper understanding dan recoqnation. (pemahaman dan pengenalan yang tepat), (b) judgment (pertimbangan), (c) evaluation (penilaian), dan statement giving valuation (pernyataan penilaian). Dalam hal ini aspek perseptual dan pengetahuan . 24. 26 merupakan dasar dari sebuah pemahaman tentang karya seni/fenomena seni yang mengembangkan kesadaran estetis saat menghayati dan. menikmatinya. Menurut Amri (2001:6) proses penikmatan seni membutukan saluran komunikasi. Sebagai contoh, pelukis menggunakan warna,garis, bentuk, tekstur dan bidang sebagai “bahasa visual” yang dipilihnya untuk memungkinkan penikmat memahami makna yang diekspresikan dalam lukisan. Selanjutnya diharapkan penikmat dapat melihat koherensi antara makna dan struktur visual dari materi lukisan secara keseluruhan. Tindakan analisis dan interpretasi akan memudahkan seseorang mengevaluasi lukisan itu. secara tepat. Mengingat bahwa karya seni adalah ekspresi estetis maka penilaian atau evaluasi yang dilakukan harus merupakan upaya menunjukkan kadar atau kualitas nilai-nilai estetis dalam karya lukis tersebut. c. Contoh Evaluasi dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa Berikut ini contoh alat tes dan penskoran dalam penilaian tugas membuat Kliping artikel karya kriya tekstil. Aktivitas membuat Kliping termasuk dalam kompetensi Apresiasi karena berhubungan dengan upaya memperluas wawasan. pengetahuan dasar kesenirupaan khususnya seni kriya tekstil yang bersumber dari majalah. koran, jurnal, internet, katalog dan sumber lainnya. Penilaian dilakukan terhadap proses dan produk, mulai dari tahap persiapan, pembuatan kliping hingga dihasilkan produk kliping. Contoh Penilaian Kinerja dan Produk dalam Pembuatan Kliping Artikel Karya Kriya Tekstil No Aspek yang dinilai Nama peserta didik Menyiapkan materi kliping Penerapan unsur- unsur rupa (warna, garis, bentuk, tekstur) pada kliping. Menyajikan atau mengemas Kliping Jumlah Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 . 25. 27 No Aspek yang dinilai Nama peserta didik Menyiapkan materi kliping Penerapan unsur- unsur rupa (warna, garis, bentuk, tekstur) pada kliping Menyajikan atau mengemas Kliping Jumlah Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 2 3 4 Menyiapkan materi kliping seni rupa Skor 4 :. Materi kliping SR dipilah secara sistematis dan akurat berdasarkan jenis atau fungsinya sesuai dengan judul/topik kliping. Skor 3 : Materi kliping SR dipilah secara sistematis namun kurang akurat dalam Mengklasifikasikannya. Skor 2 : Materi kliping SR kurang dipilah secara sistematis namun cukup akurat sehingga informasi yang disampaikan agak sulit dipahami. Skor 1 : Materi kliping SR tidak dipilah secara sistematis dan informasinya tidak akurat Penerapan unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk,. tekstur) pada kliping Skor 4 : Kliping SR disusun dengan memperhatikan kaidah komposisi sehingga tampilan keseluruhan terlihat artistik dan menampilkan narasi yang memadai dan dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur). Skor 3 : Kliping SR disusun dengan narasi yang cukup memadai dan dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur) yang relevan namun kurang memperhatikan kaidah komposisi yang estetik. Skor 2 : Kliping SR disusun dengan narasi yang kurang memadai. namun telah dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur) yang . 26. 28 relevan walau kurang memperhatikan kaidah komposisi sehingga tampilan keseluruhan terlihat kurang artistik dan atraktif. Skor 1 : Kliping SR disusun dengan narasi yang kurang memadai dan tidak dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan. tekstur) yang relevan sehingga tampilannya terlihat tidak atraktif. Menyajikan atau mengemas Kliping Skor 4 : Kliping dikemas dengan baik, memperhatikan tampilan desain cover yang estetis dan materi tersusun baik, rapih dan bersih. Skor 3 : Kliping dikemas dengan cukup baik, tampilan desain cover terlihat formal dengan materi tersusun baik, rapih dan bersih. Skor 2 : Kliping dikemas dengan kurang baik, tampilan desain cover terlihat formal, materi kurang tersusun baik dan rapih. Skor 1 : Kliping. dikemas asal-asalan, tanpa cover, materi tidak tersusun baik dan rapih. Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 14-16 dapat ditetapkan sangat Kompeten. 2) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 12-13 dapat ditetapkan kompeten 3) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 10-11 dapat ditetapkan cukup kompeten. 4) Jika seorang peserta didik. memperoleh skor 8-9 dapat ditetapkan tidak kompeten Konversi Nilai = Jumlah perolehan skor X 100 . 27. 29 Jumlah skor maksimum Contoh perhitungan = 12 X 100 = 75 (terbaca: kompeten) 16 TUGAS TERSTRUKTUR Diskusikan dalam kelompok tentang pemilihan teknik penilaian apresiasi seni rupa. Hal-hal yang didiskusikan adalah: 1. Bagaimana memahami. fungsi evaluasi dalam perspektif pendidikan seni rupa ? 2. Bagaimana menganalisi ciri/karakteristik indikator pencapaian hasil belajar, khususnya KD Apresiasi dari silabus yang anda telah buat lalu coba lakukan analisis! D. Refleksi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa Tujuan dalam kegiatan refleksi ialah bagaimana mengajak apresiator untuk merasakan dan memahami pesan yang ingin disampaikan kreator pada karya tersebut. Dari objek tersebut penikmat seni atau apresiator mendapatkan pengetahuan. mengenai gambaran burung enggang dari mulai bentuk dan juga asal burung Enggan itu sendiri. Selain itu juga pengetahuan tentang unsur rupa lebih beragam karena di aplikasikan pada media poster yang memiliki pesan moral. Pengalaman dalam mengapresiasi karya seni akan dapat mengembangkan impuls estetik serta impul sosial peserta didik. Hasil diskusi ditulis pada kertas plano lalu ditempelkan dan dipajang .
Hasil pencarian yang cocok: 16 Jan 2020 · Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan ... seni rupa ada beberapa proses yaitu mengamati (observing) ...16 Jan 2020 · Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan ... seni rupa ada beberapa proses yaitu mengamati (observing) ... ...